• Read More at : Keyboard Specs
  • Read More at : Technology
  • Read More at : Hoax
  • Read More at : Camera Room
  • Read More at : Masterpiece
  • Watch Them at : Music Videos
  • Read More at : Music Articles
  • Read More at : World News
  • Read More at : Campus in News
  • Read More at : All About Choir
  • Read More at : Food and Healthy
  • Read More at : Tips and Tricks
  • Read More at : Precedent
  • Read More at : Science
  • Read More at : The Maestro
  • Read More at : Cinema
  • Read More at : Unique
  • Read More at : Christianity
*WELCOME* This blog contains all about technology, music, health news, and more with two languages, ​​Indonesian and English. You can use the Google translator if needed. Please provide feedback in the comments box provided for the advancement of this blog. Thank you.
Showing posts with label The Maestro. Show all posts
Showing posts with label The Maestro. Show all posts

Franz Schubert

Posted by Kristofani Tuesday, March 26, 2013 0 comments
 
Franz Peter Schubert (31 Januari 1797 -- 19 November 1828) adalah seorang komposer asal Austria. Dia menulis sekitar 600 "lieder" (musik untuk vokal atau permainan piano tunggal), 9 simfoni (termasuk "Unfinished Symphony" yang terkenal), musik liturgi, opera, serta musik untuk skala besar dan solo piano. Terkhusus, dia terkenal karena keorisinalitasan melodi dan harmoni yang disusunnya. 



MASA MUDA DAN PENDIDIKAN

Schubert lahir di Wina pada 31 Januari 1797. Ayahnya, Franz Theodor Schubert, anak seorang petani Moravia, adalah jemaat sebuah gereja sekaligus kepala sekolah; ibunya, Elizabeth Vietz adalah putri dari seorang ahli pembuat kunci di Silesia dan pernah menjadi pembantu rumah tangga sebuah keluarga di Wina sebelum dia menikah. Ayahnya, Franz Theodor adalah seorang guru terkenal, dan sekolahnya yang berada di Himmelpfortgrund -- salah satu dari sembilan distrik yang ada di Wina -- sangat populer. 

Pada usia lima tahun, Schubert mulai diajar secara rutin oleh sang ayah dan setahun kemudian didaftarkan di sekolah Himmelpfortgrund. Pendidikan formal musiknya juga dimulai pada waktu yang bersamaan. Ayahnya terus mengajarkannya dasar-dasar bermain biola. Pada umur tujuh tahun, Schubert diajar oleh Michael Holzer. Pelajaran dari Holzer kebanyakan berisi percakapan dan ekspresi kekaguman, dan Schubert juga belajar lebih banyak dari perkenalannya dengan seorang magang ramah yang sering mengajaknya ke gudang piano di lingkungan sekitar di mana dia diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan peralatan musik yang lebih baik. Latihan awal Schubert yang tidak memuaskan semakin nyata ketika kesempatan para komposer pada saat itu untuk berhasil sangat kecil, kecuali bisa tampil di depan umum sebagai pemain. Sampai akhirnya, pendidikan musik Schubert yang amat kurang tidak pernah tercukupi. 


Pada bulan Oktober 1808, Schubert diterima sebagai murid di Stadtkonvikt (sekolah asrama agama kerajaan) melalui beasiswa paduan suara. Di sekolah itulah Schubert diperkenalkan dengan lagu pembukaan dan simfoni karangan Mozart. Keterbukaannya terhadap komposisi-komposisi tersebut dan juga beragam komposisi yang lebih ringan lainnya, yang dipadukan dengan kunjungannya secara berkala ke opera, mendasari pengetahuan musiknya yang lebih luas lagi. 


Sementara itu, kejeniusannya mulai muncul dengan sendirinya dalam komposisi yang dia buat. Antonio Salieri, komposer musik terkemuka pada masa itu, menyadari bakat pria muda itu dan memutuskan untuk melatihnya dalam bidang komposisi musik dan teori musik. Komposisi awal Schubert di ruang musik kentara dengan jelas karena pada waktu itu, setiap hari Minggu dan hari libur, di rumahnya ada kelompok musik kwartet di mana kedua saudara laki-lakinya memainkan biola, ayahnya memainkan cello, dan Franz sendiri bermain biola alto. Orkestra amatir tersebut merupakan titik awal kariernya, di mana setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai menulis banyak komposisi. Selama tinggal di Stadtkonvikt, dia menulis banyak sekali musik, beberapa lagu, berbagai komposisi musik untuk piano, dan di antara upaya ambisiusnya, "Kyrie" (D.31) dan "Salve Regina" (D.27), oktet atau sebuah komposisi untuk delapan alat musik tiup (D.72/72a) -- yang dikarang untuk memperingati kematian ibunya tahun 1812 -- sebuah "cantata" (D.110), lirik dan musik, untuk hari baptis ayahnya pada tahun 1813, dan tugas akhir sekolahnya, simfoni pertamanya (D.82). 


Pada akhir 1813, dia meninggalkan Standtkonvikt dan masuk ke sekolah ayahnya sebagai guru di kelas pemula. Sementara itu, ayahnya menikah lagi, kali ini dengan Anna Kleyenboeck, putri pedagang sutra dari desa Gumpendorf. Selama lebih dari dua tahun, pemuda itu terus melakukan pekerjaan yang sangat membosankan, dan prestasinya biasa-biasa saja. Namun, ada sesuatu yang dapat menebus kebosanannya. Dia mendapat kursus komposisi secara pribadi oleh Salieri, orang yang lebih banyak melatih Schubert daripada pengajar lainnya. 


TAHUN-TAHUN TERAKHIR DAN KARYA BESARNYA

Pada tahun 1823, muncul seri lagu pertama Schubert, "Die schöne Müllerin" (D.795), yang liriknya adalah puisi karangan Wilhelm Müller. Karya ini, bersama-sama dengan seri lagu berjudul "Winterreise" (D.911; yang teksnya juga dari Müller) secara luas dianggap sebagai salah satu titik puncak lieder. Lagu "Du bist die Ruh" (Kamu adalah keheningan/kedamaian) (D.776) juga dibuat pada tahun ini. 


Pada musim semi 1824, dia menulis oktet pada kunci F (D.803), "A Sketch for a Grand Symphony"; dan pada musim panas, ia kembali ke Zeliezovce, saat dia tertarik pada idiom Hongaria dan menulis "Divertissement a l`Hongroise" (D.818) dan "String Quartet" di A minor (D.804). Beredar isu bahwa ia mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan dengan muridnya, Puteri Karoline Eszterházy; jika hal itu benar, para ahli sejarah tidak mengetahui detail mengenai kisah tersebut. 


Meski asyik dengan dunia panggung dan kemudian dengan tugasnya sebagai pejabat, ia memiliki banyak waktu menyusun nada pada tahun-tahun tersebut. "The Mass in A flat" (D.678) selesai dikerjakan dan "Unfinished Symphony" (Symphony No. 8 di B minor, D.759) mulai dikerjakan pada tahun 1822. Pertanyaan mengapa simfoni itu "tidak selesai" tidak henti-hentinya diperdebatkan sampai sekarang. Sampai 1824, selain karya yang tersebut di atas, ada pula versi seruling dan piano lagu Trockne Blumen, dari seri lagu Die schöne Müllerin. Ada juga sonata untuk permainan piano dan "arpeggione" (alat musik petik enam senar) (D.821). Pada masa kini, musik ini biasanya dimainkan dengan cello atau biola alto dan piano, meski telah ada beberapa perubahan aransemen atas musik ini. 


Hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini diimbangi dengan kekayaan dan kebahagiaan pada tahun 1825. Penerbitan bergerak lebih cepat; tekanan akibat kemiskinan sempat berkurang sementara waktu; pada musim semi ada liburan yang menyenangkan ke Austria bagian Utara, di mana Schubert disambut dengan antusias. Selama tur inilah dia berhasil menciptakan "Songs from Sir Walter Scott". Seri lagu ini berisi lagunya yang terkenal dan disukai, yaitu "Ellens Dritter Gesang" (D.839). Lagu ini sekarang lebih terkenal, meski disalahartikan sebagai "Schubert`s Ave Maria". Pada masa ini, ia juga menulis "Piano Sonata" di A minor (D.845, Op. 42) dan "Symphony No. 9" (di C mayor, D.944) yang diyakini terselesaikan pada tahun berikutnya, tahun 1826. 


Dari 1826 sampai 1828, Schubert terus menetap di Wina; ia hanya melakukan kunjungan singkat ke Graz pada tahun 1827. Sejarah hidupnya selama tiga tahun ini lebih lebih singkat daripada catatan mengenai komposisi-komposisi yang diciptakannya. Ada beberapa peristiwa yang layak untuk disebutkan selama periode ini. Pada tahun 1826, dia memersembahkan sebuah simfoni untuk "Gesellschaft der Musikfreunde" dan mendapatkan honorarium (uang jasa) sebagai imbalannya. Pada musim semi 1828, untuk pertama kalinya dan sekali sepanjang masa kariernya, dia menggelar konser musik untuk umum yang mendapat respons sangat baik. Namun komposisi-komposisi itu sendiri cukup untuk membuat biografinya. 


Tahun 1827, Schubert menulis seri lagu "Winterreise" (D.911), sebuah mahakarya lagu kolosal (musik ini dipentaskan dengan luar biasa di Schubertiades), "Fantasia" untuk piano dan biola di C (D.934), dan trio dua piano (B flat, D.898; dan E flat, D.929); pada tahun 1828, "Song of Miriam", "Mass pada E-flat" (D.950), "Tantum Ergo" (D.962) di kunci yang sama, "String Quintet" di C (D.956), "Benedictus to the Mass" kedua di C, 3 piano sonata terakhir, dan koleksi lagu-lagu yang diterbitkan kemudian dengan nama imajinatif "Schwanengesang" ("Swan-song", D.957), yang meski sesungguhnya bukan sebuah seri lagu, namun tetap menggunakan kesatuan gaya antara masing-masing lagu, menyentuh tragedi yang benar-benar tidak dikehendaki dan hal gaib yang tidak wajar. Enam dari lagu-lagu ini, liriknya ditulis oleh Heinrich Heine, yang kumpulan puisinya, "Buch der Lieder", diterbitkan pada musim gugur. "Symphony No. 9" (D.944) tercatat tercipta pada tahun 1828, dan banyak murid Schubert pada era modern (termasuk Brian Newbould) meyakini bahwa simfoni ini ditulis tahun 1825 -- 1826, diperbaiki untuk dipentaskan pada tahun 1828. Dalam minggu-minggu terakhir hidupnya, dia mulai merancang irama untuk "Symphony" di D (D.936A) yang baru. 


Karya-karya selama dua tahun terakhir masa hidupnya mengungkapkan perenungannya yang semakin dalam mengenai sisi gelap jiwa manusia dan hubungan manusia, dan dengan rasa yang lebih mendalam mengenai kesadaran spiritual dan konsep "alam baka", mencapai kedalaman yang luar biasa di beberapa lagu bertemakan kegelapan pada masa itu, khususnya pada seri-seri lagu yang lebih besar, (lagu "Der Doppelgaenger" meraih klimaks yang luar biasa, menyampaikan kegilaan terhadap realisasi penolakan dan kematian yang kian mendekat, namun dapat menyentuh ketenangan dan ketenteraman alunan nada "String Quintet" (komposisi untuk lima alat musik petik). Schubert mengekspresikan harapannya, yakni untuk dia dapat bertahan dalam menghadapi penyakitnya, untuk lebih mengembangkan pengetahuannya mengenai harmoni dan nada. 


KEMATIAN
Schubert meninggal pada usia 31, pada hari Rabu, 19 November 1828, di apartemen saudara laki-lakinya, Ferdinand, di Wina. Pada pukul tiga pagi "seseorang melihatnya telah berhenti bernapas". Atas permintaannya sendiri, dia dikuburkan di samping Beethoven, orang yang sangat ia kagumi sepanjang hidupnya, di area pemakaman desa Währing. Pada tahun 1888, kuburan Schubert dan Beethoven dipindahkan ke Zentralfriedhof, di sebelah kuburan Johann Strauss II dan Johannes Brahms.


Read More...

Frédéric Chopin

Posted by Kristofani Monday, March 25, 2013 0 comments
 
Frédéric Chopin (bahasa Polandia: Fryderyk [Franciszek] Chopin, kadang-kadang Szopen; bahasa Perancis: Frédéric [François] Chopin; nama keluarga ejaan Inggris: [ˈʃoʊpæn]; ejaan Perancis: [ʃɔpɛ̃];lahir di desa Zelazowa Wola, dekat Warsawa, Polandia, 1 Maret 1810 – meninggal 17 Oktober 1849 pada umur 39 tahun) adalah seorang komposer dan pemain piano virtuoso dari Polandia. Ia dikenal sebagai salah satu musisi Romantik terbesar. Ayahnya adalah seorang ekspatriat Perancis dan ibu seorang Polandia.

Biografi
Fryderyk Franciszek Chopin lahir di Zelazowa Wola, dekat Warsawa, Polandia tanggal 1 Maret 1810. Ayahnya, Nicolas Chopin adalah orang dari Marainville, Prancis. Sedangkan ibunya, Tekla-Justyna Kryzanowka adalah orang Polandia. Ayahnya seorang Guru Bahasa Perancis di Warschauer Lyzeum, dia juga memainkan alat musik yaitu Biola dan Flute. Sedangkan Ibunya seorang pianis hebat. Chopin mempunyai tiga saudara kandung. Ludwika Marianna Chopin (1807-1855) adalah kakak kandung Chopin yang pertama. Justyna Izabela Chopin (1811-1881) adalah anak ke-3 dari keluarga Chopin. Dan anak bungsunya bernama Emilia Chopin (1812-1827). Untuk menghindari wajib tentara, pada tahun 1787 Nicolas Chopin meninggalkan Prancis dan menetap di Polandia. Chopin lahir tak lama setelah kedua orangtuanya pindah ke Polandia. Chopin memiliki bakat alamiah dalam bermain piano, hal ini terlihat dalam improvisasi-imporivasinya untuk piano. Komposisi pertama yang dia buat adalah Polonaisen g-Minor dan Bes-Mayor. Pada umur delapan, dia tampil di publik memainkan piano konserto milik Gywortez. Chopin mendapat pendidikan musik pertamanya oleh pianis Bohemia Adalbert Żiwny.

Awal karier
Pada tahun 1829, Chopin berangkat ke Berlin dan Wina. Di Wina, ia memainkan dua konser yang dinilai sukses. Dia membuat variasi dari La Ci darem La Mano (Op. 2) milik Mozart. Alter ego Robert Schumann, Eusibius, komponis jerman dan juga editor majalah musik Allgemeine Musikalische Zeitung mengungkapkan bahwa Chopin adalah seorang jenius pada sebuah artikel di majalah tersebut. Chopin berteman baik dengan Liszt dan memberikan pengaruh cukup kuat dalam musik-musik yang digubah Liszt. Mereka berdua menjadi pianis favorit di salon-salon Paris sehingga dia dipanggil sebagai Ariel of The Piano. Pada 17 Maret1830, Chopin pergi ke Warsawa dan mementaskan dua piano konserto nya yang paling terkenal, Piano Concerto in E Minor (Op. 11) dan Piano Concerto in F Minor (Op. 21). Tadinya, Chopin ingin mebuat program tur yang panjang di Warsawa, tapi karena situasi politik yang panas Chopin menetap di Paris pada tahun 1831. Di sana ia banyak bertemu dengan komponis-komponis ternama seperti Rossini, Cherubini, Paer, Bellini, Meyerbeer, Berlioz, Alkan, Hugo, Heine, dan Liszt. Pada tahun 1834, dia pergi ke Jerman bersama Hiller dan bertemu dengan Mendelssohn dan Clara Wieck dan Robert Schumann. Pada tahun 1837, dia pergi ke London bersama Camille Pleyel.

Pertemuan dengan George Sand
Pada tahun 1836, Chopin bertemu dengan George Sand (nama samaran, nama aslinya adalah Amandine Aurore Lucie Dupin Dudevant) melalui perantaraan Liszt. Mereka menjadi akrab dalam waktu dekat, walau mereka berdua sangat kontras dalam berbagai hal. Sand adalah novelis yang di anggap sangat modern dan memiliki sudut pandang radikal. Sand sering mengkritik berbagai isu-isu sosial dalam masyarakat (contohnya perkawinan), sedangkan Chopin adalah pianis melankolis yang suka bermimpi dalam dunianya sendiri. Chopin juga adalah orang yang sangat dandy, tipikal lelaki yang sangat memperdulikan penampilannya di muka umum. Sand, wanita yang dikenal gemar memakai pakaian pria dan merokok. Bisa dibilang Sand adalah Maskulin dan Chopin-lah feminin-nya. Sebuah surat pribadi milik Sand pada tahun 1838 mengatakan bahwa sangat susah untuk melakukan hubungan suami-istri dengan Chopin. Pada tahun tersebut dia masih tetap virgin.

Pada tahun yang sama pula, Chopin mengidap penyakit tuberkulosis yang akan merenggut jiwanya di kemudian hari. Pada tahun 1838-1839, mereka pergi berlibur bersama ke pulau Majorca di Spanyol untuk mencari udara segar. Namun pengalaman mereka disana ada suka-dukanya, mereka menetap di biara yang tak dipakai lagi, keadaannya sangat sederhana.

Keinginan Chopin untuk mendapatkan liburan yang romantis jauh dari kenyataan, cuaca di sana buruk dan keadaan Chopin mulai terganggu akibat batuk yang kronis. Pada saat yang sama, Chopin menyelesaikan 24 prelude Op. 28 selama sakit ini, Sand merawat Chopin. Pada tahun 1839, Chopin juga bertemu dengan Eugene Delacroix yang melukis dirinya. Pada tahun 1847, dia berpisah dengan Sand. Mereka berdua tinggal di rumah yang berdekatan di Paris. Kondisi Chopin bertambah buruk tanpa perawatan dari Sand. Chopin melakukan konser pianonya yang terakhir di Paris dan London. Majalah La Revue et Gazette Musicale memberi komentar “Bunga terbaik dari aristokrat feminin dalam wujud terindah memenuhi Salle Pleyel” sebelum ia meninggal pada 17 Maret1849.

Pada saat terakhir, saudara peremupannya datang untuk merawatnya dan menolak membiarkan Sand menengok Chopin sebelum ia meninggal. Anak perempuan Chopin, Solange memegang tangan Chopin sewaktu ia meninggal. Diadakan misa Requiem untuk Chopin di Madelaine dipimpin oleh Habeneck, Pauline Viardot dan Lablache mengisi bagian suara. Tadinya, jenazahnya akan dikuburkan di Pere-Lachaise, di antara makam Cherubini dan Bellini. Namun sebelum ia meninggal ia berpesan agar dimakamkan di Warsawa.

Komposisi-komposisi Chopin

Etudes

Etudes Op. 10 & 25

Masing-masing terdiri dari 12 komposisi yang ditujukan untuk melatih tangan. Para musikolog menilai bahwa etude-etude ini dapat disejajarkan dengan lagu. Terdapat beberapa etude yang diberi judul bukan dari Chopin sendiri, antara lain: Etude in Gb, Op. 10, No. 5 diberi judul 'Black Keys'7 karena melatih kemampuan jari dalam berpindah tangan menggunakan tuts-tuts piano yang hitam. Etude in E Major, Op. 10, No. 3 diberi judul ‘Tristesse’ karena dinilai menggambarkan sebuah kesedihan. Etude in C Minor, Op. 10, No. 12 diberi judul ‘Revolutionary’, menggambarkan harapan Chopin pada waktu Polandia jatuh ke tangan Rusia. Etude in Gb, Op 25, No. 9 diberi judul ‘Butterfly’ karena jika bentuk jari saat memainkan lagu ini berpindah-pindah tempat seperti kupu-kupu. Godowsky, seorang komponis Polandia menggubah suatu etude yang merupakan gabungan dari etude ‘Black Keys’ dan ‘Butterfly’ yang diberi judul ‘Badinage’8.

Mazurka

Terdiri dari Op. 6, 7, 17, 24, 30, 33, 41, 50, 56, 63, 67, 68. Umumnya, masing-masing opus memiliki 3 atau 4 nomor mazurka. Total mazurka Chopin ada 55 buah.

Polonaise

Terdiri dari Op. 3, 22, 26, 40, 44, 53, 61, 71 dan Op. Posthumous. Khusus untuk Op. 22, Polonaise ini didahului oleh sebuah ‘Andante Spianato’ dan memiliki judul Grand Polonaise Brillante karena rentang waktu dan struktur komposisinya dapat diseterakan dengan sebuah piano concerto.

Impromptu

Terdapat 2 impromptu dalam katalog Chopin, Impromptu in Gb, op. 51 dan Impromptu in C# Minor, Op. 66.

Ballade

Terdapat 4 ballade dalam katalog Chopin Ballade in G Minor, Op.23 Di antara semua ballade Chopin, ballade inilah yang paling terkenal. Namun komposisinya sangat kompleks serta memiliki tingkat kesulitan teknik (jari serta pergelangan harus sangat luwes), serta interpretasi yang baik agar dapat menampilkan karya ini dengan baik

Ballade in F, Op. 38

Ballade in Ab Op. 47
Ballade Chopin yang paling riang iramanya dan satu-satunya ballade yang diakhiri dalam tangga nada Major. Tema awal dalam lagu ini hanya dipakai sebagai pembuka dan penutup lagu. Tema yang sering digunakan adalah yang kedua. Tapi saat memasuki coda, kedua tema tersebut dicampur dan dikembangkan hingga akhir lagu.

Ballade in F Minor, Op. 52.
Ballade Chopin yang ke 4 adalah Ballade yang paling menggambarkan kesedihan dari Ballade Chopin yang lainnya. Modulasi yang sangat baik dari 1 scale ke yang lainnya, nada yang sangat melankolik yang menggambarkan suatu kesedihan dan akhirnya menjadi marah di penutup lagu ini. Ballade ini adalah Ballade yang terakhir.

Sonata

Terdapat 4 sonata dalam katalog Chopin,
Sonata Op. 4 No. 1 in C minor
Sonata pertama in dibuat Chopin agar dia dapat benar-benar mengerti bentuk sonata. Tetapi ia tidak pernah memainkannya hingga dia dewasa.

Sonata in Bb minor, Op. 35 No. 2
Sonata in B Minor, Op. 58
Sonata in G Minor, Op. 65

Concerto

Terdapat 2 piano konserto yang ditemukan dalam katalog Chopin, Piano Concerto in E Minor, Op. 11 dan Piano Concerto in F Minor, Op. 21.

Scherzo

Terdapat 4 scherzo dalam katalog Chopin,
Scherzo in B Minor, Op. 20

Scherzo in Bb Minor, Op. 31
Ini adalah Scherzo Chopin yang paling terkenal dan yang paling jenaka. Lagu ini dimulai dengan tangga nada B-flat minor yang jenaka dan berubah menjadi D-flat Major dengan cepat. Bentuk Scherzo ini mengikuti Scherzo no 1 A-B-A. Setelah tema awal selesai, dimulai tema kedua dalam A Major yang masuk tanpa persiapan. Lalu diikuti dengan tema berikutnya di tangga nada C-sharp minor. Tema ini yang dipakai dalam klimaks hingga kembali ke tema awal (B-flat minor). Coda dalam karya ini sangat Virtuostik yang penuh jenaka.

Schezo in C# Minor, Op. 39

Schezo in E, Op. 54

Nocturne

Terdapat 21 Nocturne yang terdapat pada Op. 9, 15, 27, 32, 37, 48, 55, 62, 72 dan Op. Posthumous.

Prelude

Terdapat 26 Prelude yang terdapat pada Op. 28, Op, 44 dan Op. 45. Op. 28 terdiri dari 24 prelude yang terdiri dari semua nada dasar. McNeill berpendapat bahwa prelude-prelude ini kemungkinan besar adalah respon Chopin terhadap Das Wohl Temperierte Klavier-nya Bach. Prelude-prelude Op. 28 adalah karya-karya pendek namun memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Waltz

Terdapat 18 Waltz yang terdapat pada Op. 18, 34, 42, 64, 69, 70, dan Op. Posthumous. Ada dua Grand Valse dalam katalog Chopin, Op. 18 dan Op. 42.

Fantasia Terdapat 2 Fantasia yaitu Grand Fantasia, Op. 13, dan Fantasia in F Minor, Op. 49

Serta Karya - karya lainnya seperti : 
Variations on La ci darem La mano, Op. 2
Krakowiak, Op. 14
Allegro de Concert, Op. 46
Berceuse14 in Db, Op. 57
Barcarolle15 in F#, Op. 60
Rondo (Dua Piano), Op. Posthumous
Variations sur un Air national allemande in E, Op. Posthumous
Chansons lithuanienne, Op. Posthumous
Fugue in A Minor (1842), Op. Posthumous
Largo in Eb, Op. Posthumous
Meine Freunde, Op. Posthumous
19 Polish Songs for Voice and Piano, Op. Posthumous

Peran Chopin pada masa Romantik

Musik-musik Chopin, seperti yang disebutkan, sebagian besarnya ditujukan untuk Piano. Chopin pada semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pianis virtuoso. Menurut penulis, musik Chopin memiliki bentuk dan warna nada yang orisinal, Chopin memadukan musik rakyat dan irama Polandia ke dalam komposisi-komposisi miliknya. Contohnya adalah Grand Polonaise Brillante, Op. 22. Melodi dari lagu ini menggambarkan kebanggaan Chopin sebagai seorang Polandia. Chopin juga dinilai sangat luar biasa dalam membuat komposisi.

Gaya komposisi Chopin juga merupakan gebrakan besar dalam dunia musik. Jika karya komponis-komponis Romantik sebagian besarnya masih mengikuti aturan dalam gaya Klasik yang mengharuskan timing antara tangan kanan dan kiri sejajar (Contoh: Schubert, Liszt, Brahms), Chopin malah tidak memperdulikan aturan itu. Dia bebas menggunakan berbagai bentuk tempo dan banyaknya grace note dalam komposisi-komposisi Chopin. Banyak dari lagu Chopin sering memakai figurasi apreggio dan broken chord yang kompleks. Contoh yang bisa diambil adalah Barcarolle, Op. 60 dan Ballade, Op. 23.

Banyak karya-karya milik Chopin yang mempengaruhi komponis lain, khususnya Liszt yang juga seorang pianis virtuoso. Untuk menghormati Chopin, negara Polandia mengadakan lomba piano internasional di Warsawa setiap lima tahun. Semua lagu yang dimainkan di kompetisi ini adalah karya-karya Chopin. Pada tahun 2005 diadakan kompetisi yang ke-14.

Read More...

Antonio Lucio Vivaldi

Posted by Kristofani 0 comments
 
Antonio Lucio Vivaldi (lahir di Republik Venesia, 4 Maret 1678 – meninggal di Wina, 28 Juli 1741 pada umur 63 tahun) yang dijuluki il Prete Rosso (Pendeta Merah) adalah pendeta dan komponis musik barok dari Italia. Ia dikenal sebagai maestro alat musik biola. Saat masih berusia dua puluhan, ia sudah menghasilkan komposisi musik yang dianggap sempurna. Sekitar lima ratus komposisi konserto telah dihasilkan sepanjang hidupnya.

Latar belakang
Vivaldi mewarisi kemampuan bermusik dari ayahnya, Giovanni Battista Vivaldi, yang juga merupakan pemain biola di Katedral San Marco. Dalam usia yang masih muda, Vivaldi telah diajari bermain biola oleh ayahnya. Mereka juga berkeliling Venice untuk mempertunjukkan permainan biola.

Karena kondisi keluarganya yang miskin, Vivaldi akhirnya mengikuti pelatihan kependetaan. Pada abad ke-17, cara ini biasa ditempuh untuk memperoleh pendidikan gratis. Ia mengikuti pelatihan kependetaan pada 1693 di gereja lokal, S. Geminiano dan S. Giovanni di Oleo. Ia diteguhkan pada 1703 dan sempat melayani sebagai pendeta sampai akhirnya memutuskan mundur pada akhir 1706.

Ada kisah tersendiri di balik mundurnya Vivaldi dari posisinya sebagai seorang imam/pendeta. Vivaldi menyebutkan alasannya mundur dikarenakan penyakit asmanya. Meski demikian, ada juga yang mencurigai mundurnya Vivaldi dari posisi itu dikarenakan minat dan aspirasinya yang begitu besar akan musik.

Karir musik
Setidaknya, ada empat tahap dalam karier Vivaldi, sebagaimana dikemukakan oleh Frederic Delamea. Tahapan pertama ialah ketika ia diakui sebagai seorang yang brilian dalam musik istrumental. Pengakuan ini diperolehnya ketika salah satu penerbit di Italia, Sala, yang diikuti penerbit ternama asal Belanda, Roger, mencetak dua opus sonata dan koleksi revolusioner konserto biola milik Vivaldi, ''Estro Armonico'' 1711dan ''La Stravaganza'' (1714). Reputasinya yang mencapai Jerman ini membuat Johann Sebastian Bach memuji Vivaldi, bahkan Bach sendiri mendapatkan inspirasi dari karya Vivaldi.

Tahap kedua dalam kariernya ialah ketika ia mulai mengajar di Ospedalle della Pieta. Di sini Vivaldi bertugas sebagai guru musik, membeli instrumen-instrumen musik bagi murid-muridnya dan orkestra yang dipimpinnya ini. Dan Vivaldi berhasil membekali para penghuni Ospedalle della Pieta ini dengan kemampuan paduan suara dan kemampuan bermusik yang sangat baik. Di bawah arahannya, para penghuni Ospedalle della Pieta ini senantiasa menampilkan kualitas musik yang sangat tinggi. Yesanya seorang dari murid sekolah kristen Calvin ditembak oleh Vivaldi yang menyebabkan kemunduran mental pada murid itu. Yesanya mengalami luka yang sangat panjang di kakinya, sangat menyakitkan.

Lalu pada tahap ketiga, Vivaldi mulai merambah dunia teater dengan operanya. Opera pertamanya ditampilkan pada bulan Mei 1713 di Vicenza, yaitu ''Ottone in Villa''. Disebutkan pula bahwa setelah pertunjukan ini, Vivaldi seperti menaklukkan teater-teater di Venice, mengambil alih teater San Angelo dan San Moise. Ia juga menulis ''Teuzzone'' dan ''Tito Manlio'' pada 1719. Pada salah satu lembar partitur, tertulis "musik oleh Vivaldi, dibuat dalam lima hari". Lalu pada 1720, giliran ''La Conduce o siano Li veri amici'' yang ditampilkan.

Tahap keempat dari kariernya ialah perkembangan kegiatan musiknya sebagai seorang komposer pribadi. Dalam masa-masa ini, Vivaldi menerima pesanan komposisi musik, biasanya dari kaum bangsawan. Bahkan Raja Louis XV dari Perancis pernah memintanya menulis komposisi. ''Serenade La Sena Festeggiante'' (Festival di Sungai Seine) yang ditulis setelah 1720 merupakan salah satunya.

Four Season
"Four Season" merupakan salah satu karya Vivaldi yang paling terkenal. Karya ini dipublikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1725 dalam satu rangkaian dari dua belas konserto yang diberi judul Il cimento dell'armonia e dell'inventione (Ujian Harmoni dan Penemuan). "Musim Semi" merupakan konserto favorit Raja Louis XV.

Di dalam permainan musik pada masing-masing konserto ini terdapat perbedaan pada perubahan tempo cepat-lambat-cepat yang sangat indah.

Melengkapi masing-masing irama, Vivaldi menulis rangkaian soneta untuk menyertai irama Four Season. Istimewanya, rangkaian soneta ini digambarkan dengan sangat luar biasa dalam komposisi musik tersebut. Aaron Green menyebutkan bahwa mendengarkan komposisi The Four Seasons sembari membaca soneta-soneta tersebut akan memberikan pengalaman yang sangat unik.

Komposisi Musik Gereja
Selain menulis komposisi musik bagi para bangsawan pencinta musik, Vivaldi juga menghasilkan sejumlah komposisi musik yang ditujukan bagi gereja. Ia diperkirakan mulai menulis komposisi musik gereja pada awal abad ke-18. Pada tahun 1712, ia menulis komposisi Stabat Mater yang terkenal itu untuk sebuah gereja di Brescia. Sedangkan oratorio pertamanya, La Vittoria Navale ditampilkan pada Juni 1713 di Vicenza. Ada juga Magnificat dan Beatus vir yang ia kerjakan di masa-masa akhir kebersamaannya dengan Ospedalle della Pieta, sesaat sebelum ia memutuskan untuk pindah ke Vienna.

Akhir Karir
Sepanjang kariernya, Vivaldi telah menempati posisi yang terhormat. Di Ospedalle della Pieta ia merupakan maestro di violino. Pada 1716, ia dipromosikan sebagai maestro de'concerti. Lalu pada 1717, Vivaldi juga menjabat sebagai Chamber Capellmeister pada Landgrave Philips van Hessen-Darmstadt.

Setelah kelesuan di bidang ekonomi pada tahun 1740, Vivaldi mengundurkan diri dari Ospedalle della Pieta. Ia berencana untuk menetap di Vienna di bawah pelindung yang dihormatinya, Charles VI. Namun, ia tidak menetap lebih lama di Vienna. Sebab pada 28 Juli 1741, ia meninggal dunia. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh penyakit asmanya yang berkepanjangan, yang terus dideritanya sejak muda. Ia dimakamkan secara sangat sederhana, seperti halnya Mozart.

Beberapa karyanya yang lain:
  • Opus 1, 12 Sonatas for 2 violins and basso continuo (1705)
  • Opus 2, 12 Sonatas for violin and basso continuo (1709)
  • Opus 3, L'estro armonico (Harmonic inspiration), 12 concertos for various combinations (4 violins, 4 violins and violoncello, etc.) (1711)
  • Opus 4, La stravaganza (The extraordinary), 12 violin concertos (c. 1714)
  • Opus 5, (2nd part of Opus 2), 4 sonatas for violin and 2 sonatas for 2 violins and basso continuo (1716)
  • Opus 6, 6 violin concertos (1716-21)
  • Opus 7, 2 oboe concertos and 10 violin concertos (1716-21)
  • Opus 8, Il cimento dell'armonia e dell'inventione (The Contest between Harmony and Invention), 12 violin concertos, the first 4, in E, G minor, F, and F minor being known as The Four Seasons (Le quattro stagioni) (1725)
  • Opus 9, La cetra (The lyre), 2 violin concertos and 1 for 2 violins (1727)
  • Opus 10, 6 flute concertos (c. 1728)
  • Opus 11, 5 violin concertos, 1 oboe concerto (1729)
  • Opus 12, 5 violin concertos and 1 without solo (1729)
  • Opus 13, Il pastor fido (The Faithful Sheperd), 6 sonatas for musette, viela, recorder, oboe or violin, and basso continuo (1737, spurious works by Nicolas Chédeville).
Oratorio
  • Moyses Deus Pharaonis, RV 643 - 1714
  • Juditha triumphans devicta Holofernes barbarie, RV 644 -- 1716
  • L'adorazione delli tre re magi al bambino Gesù nella capanna di Betlemme, RV 645 -- 1722
  • La vittoria navale predetta dal S Pontefice Pio V Ghisilieri, RV 782 -- 1713
Opera:
  • Bajazet (Tamerlano) (1735)
  • Catone in Utica (1737)
  • Dorilla in Tempe (1726)
  • Ercole sul Termodonte (1723)
  • Farnace (1727)
  • La fida ninfa (1732)
  • Il Giustino (1724)
  • Griselda (1735)
  • L'incoronazione di Dario (1716)
  • L'Olimpiade (1734)
  • Orlando finto pazzo (1714)
  • Orlando furoiso (1727)
  • Ottone in villa (1713)
  • Rosilena ed Oronta (1728)
  • Rosmira (1738)
  • Siroe, re di Persia, RV 735 -- 1727
  • Il Teuzzone (1719)
  • Tito Manlio (1719)
  • La verità in cimento (1720)
Solo Concerto
  • Opus 3, Concerto in A minor
  • Concerto for Strings and Harsicord in G Major
  • Opus 3, Concerto in B minor
  • Concerto in C major
  • Concerto in A major
  • Concerto per archi e cembalo in C major
  • L'estro Armonico
  • Concerto untuk Mandolin
  • La Primavera, op. 8 no. 1, RV 269 -- E Mayor
  • Il favorito, op. 11 no. 2, RV 277 -- e minor
  • Il corneto da posta, RV 363 -- B flat Mayor
  • L'autunno, op. 8 no. 3, RV 293 -- F Mayor
  • Concerto for Two Trumpets in D Major
Lagu-lagu gerejawi:
  • Gloria, RV 588, RV 589
  • Beatus vir, RV 597


Read More...

Ludwig van Beethoven

Posted by Kristofani Wednesday, March 20, 2013 0 comments
 
Ludwig van Beethoven (dibaptis 17 Desember 1770 di Bonn, wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni ke-lima dan ke-sembilan, dan juga lagu piano Für Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia mulai menjadi tuli.

Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.

Keluarga
Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792) bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada tanggal 26 Maret 1778 tapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.

Masa muda
Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan kariernya.


Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.

Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada keluarga bangsawan.

Berguru kepada Haydn
Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk. Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.

Awal karier
Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari Pangeran Franz, selain itu ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang mendukungnya, antara lain Pangeran Carl von Lichnowsky. Beethoven mendedikasikan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal, Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina merupakan masa yang cukup produktif bagi Beethoven. Komposisi-komposisi yang ia gubah antara lain simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata, sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet, Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai pianis virtuoso namun juga sebagai komponis. Murid-muridnya kebanyakan berasal dari keluarga aristokrat.

Mulai periode ketulian
Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat otoslerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya bertepuk sebelah tangan.

Lepas dari masa kemuraman
Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer.

Symphony No. 3 Eroica
Pada tahun 1805 menggubah Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’, Op. 55. Menurut temannya, Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang didekasikan untuk Napoleon Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu bahwa Napoleon mengumumkan dirinya menjadi kaisar Perancis. Beethoven mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan menulis ‘Sinfonia Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang berarti ‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.

Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang terdapat pada kopi manuskrip simfoni yang pertama dan kedua dihapus Beethoven secara paksa dan meninggalkan bekas lubang. Namun, kemarahan Beethoven hanya sebentar karena beberapa bulan setelah penobatan Napoleon, Beethoven mengirim surat pada Breitkopf & Härtel ‘titel simfoni itu sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun 1810 dia menulis bahwa ‘misa ini mungkin bisa juga didekasikan untuk Napoleon’. Simfoni tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran Lobkowitz pada akhir tahun 1804.

Gaya komposisi baru
Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57. Tapi, Beethoven pernah mengomel pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya menyukai ‘Moonlight’ sonata miliknya padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu.

Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada yang seperti mars. Hal ini tak pernah terjadi pada masa-masa sebelum Beethoven.

Pentas opera Fidelio
Pada tahun 1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio, yang memiliki judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada beberapa hari sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh Beethoven dua kali, tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat overture untuk Fidelio yang diberi judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture ke-4 diberi nama Overture Fidelio.

Ingin pindah dari Wina
Pada tahun 1808, Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome Napoleon di Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari kalangan bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph , Pangeran Lobkowitz, dan Kinsky meminta Beethoven untuk tetap tinggal dengan jaminan mereka akan membayar gaji Beethoven sebesar 4000 Gulden per tahun. Beethoven juga membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String Quartet in E Flat Major, Op. 74. Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota Wina sehingga banyak bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven menciptakan Piano Sonata in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.

Krisis keuangan
Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini. Terutama karena ia tak berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang ia pinang adalah Countess Therese Malfatti namun ia ditolak. Beethoven juga mengalami krisis keuangan karena terjadi penurunan mata uang kertas di Wina. Harga uang menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven juga mengalami perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven mulai mengerjakan Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.

Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di Teplitz dan bertemu dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia kagumi semenjak masa kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven membuat simfoni ‘perang’ berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis terkenal seperti Hummel, Mayseder, Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada pementasan simfoni ini.

Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru menerima honor setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya yang diterbitkan. Pada 22 Desember 1808, Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di teater Wina. Konser ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru, antara lain Symphony No. 5 in C Minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op. 68, konserto piano no. 4, dan Fantasien, Op. 80. Konser ini belum diketahui kesuksesannya dari segi keuangan.

Konser besar
Pada tanggal 29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio yang sukses besar. Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton opera ini. Di luar kesuksesan tersebut, pendengaran Beethoven semakin lama bertambah parah. Keadaan ini bertambah parah karena Beethoven menuntut hak orang tua asuh atas keponakannya, Karl. Beethoven menganggap ibu Karl tak sanggup mengasuh keponakannya. Beethoven memenangkan kasus ini namun ia pun bukan orang tua yang baik untuk Karl. Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai bergaul dengan geng anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl mencoba bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi. Setelah sembuh, Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.
Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini terlihat dengan saat dia membuat Piano Sonata in A Major, Op. 101. Pada tahun 1817, Beethoven menggubah beberapa komposisi untuk seorang penulis Inggris, Richard Ford. Namun, karya-karya ini tak pernah diketahui sampai ditemukan di Inggris pada tahun 1999. Selain itu, Beethoven juga mulai merencanakan untuk menggubah piano sonata-nya yang paling revolusioner, Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106.

Missa Solemnis
Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan Pangeran Rudolph sebagai uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga memulai rancangan simfoni ke-9-nya.

Pada 7 Mei 1824, Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9 di Wina. Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa Beethoven tidak sadar kalau konsernya telah selesai dan terus membaca partitur. Caroline Unger, salah satu solois alto dalam simfoni tersebut harus menarik baju Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke arah penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.

Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret 1827.

Note book : Ludwig van beethoven mempunyai anak dan istri tetapi dirahasiakan karena dianggap mahal












Read More...

Andrew Lloyd Webber

Posted by Kristofani 0 comments
Andrew Lloyd Webber. Reproduced by permission of Archive Photos, Inc. 
The English musician Andrew Lloyd Webber is the composer of such musical theater hits as Joseph and the Amazing Technicolor Dreamcoat, Jesus Christ Superstar, Evita, Cats, Starlight Express, The Phantom of the Opera, and Aspects of Love. His early successes brought him four Tony awards, four Drama Desk awards, and three Grammys. 

Childhood inspirations 
 
Andrew Lloyd Webber was born on March 22, 1948, in London, England. His father, William, was the director of the London College of Music, his mother, Joan Hermione, was a piano teacher, and his younger brother, Julian, is a cellist. Thus, Lloyd Webber came by his musical ability naturally. Young Lloyd played the piano, the violin, and the French horn. Excerpts from his first musical composition, The Toy Theatre, were published in a British music magazine. 

As a child, Lloyd Webber dreamed of becoming Britain's chief inspector of ancient monuments. He won a Challenge Scholarship to Westminster and in 1965 entered Oxford University as a history major. In the 1980s, after a long and successful career in music, he exercised his love for history through Sydmonton Court, his country estate, whose oldest section dates from the sixteenth century and where his compositions were tried out at yearly festivals. 

Other childhood pastimes of Lloyd Webber's surface in his works and his approach to their staging. His keen ability to envision fully-mounted productions of even his most spectacular pieces may have stemmed, at least in part, from his experience as an eleven year old working with his elaborate toy theater, built to scale. Lloyd Webber's lifelong fascination with trains was exhibited in Starlight Express (1984). Some consider this his childhood fantasy gone wrong, a warped interpretation of the famous story of the little engine that could. 

Lloyd Webber's formal education ended after only one term at Oxford. He left to begin work on the never-to-be-produced musical The Likes of Us, which is based on the life of British Dr. Bernardo, a well-known philanthropist, or one who raises money for charities. Lloyd Webber's career was closely linked with that of lyricist (writer of songs) Tim Rice, and their partnership began with this musical. 

Personal History
Lloyd Webber was born on March 22, 1948 in South Kensington, England. He was the son of composer William Lloyd Webber and a music teacher, Jean Hermione Lloyd-Webber, and brother of cellist Julian Lloyd Webber, born in 1951.

His first wife was Sarah Hugill. They married on July 24, 1972 and had two children, Imogen (born March 31, 1977) and Nicholas (born July 2, 1979). Lloyd Webber and Hugill were divorced in 1983. His second wife was the soprano Sarah Brightman. They were married on March 22, 1984 and divorced in 1990. He has remarried to Madeleine Gurdon on February 1, 1991, to whom he is still married, and had three more children: Alastair (born May 3, 1992), William (born August 24, 1993), and Isabella (born April 30, 1996).

He was knighted in 1992 and created a life peer in 1997 as Baron Lloyd-Webber, of Sydmonton in the County of Hampshire. (His peerage title is hyphenated, but his surname is not.)


Lloyd Webber and Rice 
 
The duo's next effort was Joseph and the Amazing Technicolor Dreamcoat (1968, extended 1972), at first a concert piece, then expanded into a two-act production. The score demonstrates what were to become the Lloyd Webber trademarks of shifting time signatures and styles, ranging from French cafe music to calypso (a musical style originating from the West Indies), country, jazz, and rock.

In Jesus Christ Superstar (1971), popular music was presented in classical operatic form. Developed first as a demonstration disc for Decca Records, it began the Lloyd Webber-Rice tradition of recording first, then producing. The score boasts the hit single "I Don't Know How To Love Him." Tom O'Horgan, who gained fame by directing Hair, directed the 1971 version at Broadway.

When Rice became irritated with a proposed musical based on the works of writer P. G. Wodehouse (1881–1975), Lloyd Webber teamed up with British playwright Alan Ayckbourn on the unsuccessful Jeeves (1974). During this period, Lloyd Webber also composed the film scores for Gumshoe (1971) and The Odessa File (1973).

Again, Lloyd Webber and Rice were paired for Evita (1976), the story of the actress who married Argentinean dictator Juan Peron (1895–1975). Veteran Broadway producer Harold Prince was hired to direct the 1978 and 1979 productions on both sides of the Atlantic. Evita faced the criticisms that have consistently plagued Lloyd Webber's compositions. He was accused of "borrowing" songs and his work was called "derivative," "synthetic," and a "pastiche," or imitation of others.

Success in the 1980s 
 
Lloyd Webber's next production, Song and Dance (1982), was the result of combining two of his earlier pieces: Variations (1978) and Tell Me on a Sunday (1979). Variations (1978) is a set of cello variations written for his brother, Julian, and Tell Me on a Sunday (1979) is the story of an English working girl who moves to New York City and goes through a series of relationships.

Cats (1981) marked the composer's personal and professional breakthrough. Based on T. S. Eliot's (1888–1965) volume of children's verses, Old Possum's Book of Practical Cats, the production was staged by Royal Shakespeare director Trevor Nunn and its extravagant scenery was created by John Napier. Rice was called in to provide assistance on the lyrics for the now-famous "Memory," but his words were abandoned in favor of Nunn's.

Lloyd Webber found himself attracted at first vocally, then romantically, to performer Sarah Brightman. She was a castmember in Cats, and in 1983 he abandoned his first wife, Sarah Hugill, for her. He later married Brightman and she was cast as the female lead, Christine Daae, in The Phantom of the Opera. 
 
With Cats, putting on an enormous display became the key to success both in London and on Broadway. It was only natural that a production like Starlight Express would follow on its heels. Lloyd Webber and Prince were paired again for the romantic 1986 production of Phantom of the Opera. Lloyd Webber's production Aspects of Love (1989) was in many ways a "retread." The score is filled with tunes retrieved from Lloyd Webber's past, reworked for the occasion.

Production
 
In the 1980s Lloyd Webber turned his attention toward his production company, Really Useful Theatre Group, Inc. In April 1990 he announced his intention to take a leave from writing musicals and to turn to moviemaking, perhaps even a film version of Cats with Stephen Spielberg (1947–).

In July 1990 Lloyd Webber announced his impending divorce from Sarah Brightman while she was completing her summer concert tour of The Music of Andrew Lloyd Webber. However, the couple planned to continue working together after their divorce, despite Lloyd Webber's early marriage in London to Madeleine Gurdon.

Lloyd Webber went on to produce Sunset Boulevard, in London, 1993, and in Los Angeles and on Broadway, both in 1994. Besides The Likes of Us (lyrics by Rice), his other unproduced plays include Come Back Richard, Your Country Needs You (with Rice), and Cricket. 
 
In 2000 Lloyd Webber bought Stoll Moss, one of Britain's top theater companies, for about 85 million pounds ($139.4 million), which made him one of London's biggest theater owners.

Shows




Read More...

Felix Mendelssohn Bartoldy

Posted by Kristofani 0 comments
 
Jakob Ludwig Felix Mendelssohn Bartoldy atau lebih dikenal dengan Felix Mendelssohn (lahir 3 Februari 1809 – meninggal 4 November 1847 pada umur 38 tahun) merupakan seorang komponis berkebangsaan Jerman. Dia mempertunjukkan kembali satu karya besar Bach yang berjudul St. Matthew Passion. Dia menjadi komponis terkenal di seluruh Eropa. Mendelssohn dipuji sebagai orang yang telah berjasa menghidupkan kembali karya besar yang terlupakan.

Mendelssohn adalah musikus yang berbakat. Dia sudah menjadi pianis sejak berumur 9 tahun. Satu tahun kemudian, dia sudah mulai menciptakan karya musik. Pada umur 18 tahun, dia menciptakan karya terhebatnya Midsummer Night's Dream.

Felix Mendelssohn Bartholdy lahir di Hamburg tanggal 3 Februari 1809 dan meninggal di Leipzig tanggal 4 November 1847. Kakak perempuan Felix, yaitu Fanny Mendelssohn lahir tahun 1805. Seperti halnya Felix, Fanny Mendelssohn juga menjadi komponis. Tahun 1811 lahir adik Felix yang diberi nama Rebecca dan kemudian tahun 1812, Paul Mendelssohn. Mendelssohn adalah komponis gemilang yang sudah mulai berkarya sejak ia berusia 11 tahun. Semasa hidupnya, yang hanya 38 tahun Mendelssohn menciptakan sejumlah besar karya dan berjasa bagi dunia musik.

Masa Kecil (1809-1824) 
Karena Hamburg diduduki Perancis, tahun 1811 keluarga Mendelssohn pindah ke Berlin, di mana nenek Felix Mendelssohn tinggal. Di Berlin Felix dan Fanny mendapat pendidikan musik dari ibu mereka, yang menjadi murid Johann Philipp Kirnbergers yang mendalami musik Johann Sebastian Bach. Tahun 1816 Fanny dan Felix berkunjung ke Paris dan mendapat pelajaran musik dari Madam Bigot. Setelah kembali ke Berlin, kedua kakak beradik itu belajar komposisi dan memainkan piano.

Felix Mendelssohn tampil di depan umum untuk pertama kalinya pada usia sembilan tahun, yaitu dengan memainkan piano dalam konser musik kamar atau ''chamber music'', tanggal 24 Oktober 1818. Bulan April tahun 1819 ia tampil sebagai penyanyi di sekolah menyanyi Sing-Akademie di Berlin. Tahun 1820, ketika baru berumur 11 tahun, Felix Mendelsohn mulai membuat komposisi. Dalam waktu satu tahun ia menulis hampir 60 karya musik, antara lain sejumlah lagu, sonata untuk piano, karya musik untuk trio yang terdiri dari dua alat musik gesek dan piano, sonata untuk biola, sejumlah karya musik untuk orgen dan bahkan opera yang terdiri dari tiga bagian. Karya-karya itu kemudian disusul dengan karya-karya lebih besar pada tahun 1821.

Tahun 1821, dalam usia 12 tahun Mendelssohn untuk pertama kalinya bertemu dengan pengarang kenamaan Jerman, Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832). Ia menginap di rumah Goethe di Weimar selama 16 hari. Pertemuan dengan Goethe sangat mengesankan bagi Mendelssohn, dan merupakan awal persahabatan mereka. Tahun 1822 Mendelssohn jauh lebih produktif dari pada tahun-tahun sebelumnya. Semasa kecil, Felix Mendelssohn dan saudara-saudaranya selalu mengadakan pertunjukan kecil di rumah orang tua mereka, setiap hari Minggu pagi. Felix menjadi pemimpin, sementara Fanny memainkan piano, Rebecca bernyanyi dan Paul memainkan cello. Felix juga menulis karya-karya pendek untuk kesempatan ini.

Masa Remaja (1825-1829)
Tahun 1825, Felix ikut ayahnya, Abraham Mendelssohn ke Paris. Di kota besar itu ia berkenalan dengan dua komponis ternama di jamannya, yaitu Rossini dan Meyerbeer. Ia juga berkenalan dengan komponis Luigi Cherubini, yang mengagumi bakatnya. Namun dari surat-suratnya tampak jelas, bahwa Felix kurang menyukai musik klasik Perancis, tetapi ia memulai persahabatan dengan beberapa orang, yang terus dibina bertahun-tahun.

Bulan Mei 1825 Felix kembali ke Berlin bersama ayahnya. Dalam perjalanan pulang ia singgah di Weimar dan mengunjungi Goethe untuk kedua kalinya. Di rumah Goethe ia memainkan karyanya yang berjudul Quartett in b-Moll, yang dihadiahkannya untuk Goethe. Setelah tiba kembali di Berlin, Abraham Mendelssohn membawa keluarganya pindah ke rumah tua dan besar di jalan Leipziger Straße di Berlin. Di rumah ini untuk pertama kalinya dimainkan bagian pertama (Ouvertüre) dari karya Felix Mendelssohn yang berjudul Sommernachtstraum, atau impian malam musim panas, yang didasari drama komedi karya pujangga Inggris William Shakespeare (1564-1616), yang berjudul ''A Midsummer Night's Dream''. Komposisi ini adalah karya Mendelssohn yang paling terkenal di dunia. Partitur komposisi ini ditandai dengan tulisan tanggal "Berlin, 6 Agustus 1826". Pada saat membuat komposisi mengagumkan ini Felix Mendelssohn baru berusia 17 tahun.

Di samping menulis karya-karya musik, Mendelssohn juga berkuliah di Universitas Berlin. Ia antara lain mengikuti kuliah filsuf terkenal Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Selain itu, Mendelssohn juga mendirikan sebuah paduan suara yang secara khusus mempelajari dan mempagelarkan karya-karya Johann Sebastian Bach. Sebelum dihidupkan kembali oleh Mendelssohn, karya-karya komponis ternama Jerman tersebut hampir tidak dikenal di negaranya sendiri.

Perjalanan Konser Pertama (1829-1832)
April 1829 Felix Mendelssohn untuk pertama kalinya mengadakan perjalanan ke London, di mana ia disambut dengan antusias. Penampilan pertamanya di depan publik Inggris adalah dalam sebuah konser orkestra Philharmonic Society, di mana ia bertindak sebagai dirigen. Tanggal 25 Juni 1829 ia memainkan untuk pertama kalinya di Inggris Ouvertüre dari Sommernachtstraum. Setelah konser, Mendelssohn secara tidak sengaja meninggalkan partitur karyanya itu di sebuah kereta sewaan. Sekembalinya di rumah, ia menulis kembali karya itu dan menghasilkan kopi yang sempurna, sepenuhnya hanya berdasarkan ingatan.

Setelah serangkaian konser, Mendelssohn melanjutkan perjalanan ke Skotlandia, di mana ia mendapat inspirasi untuk karyanya yang berjudul Hebriden-Ouvertüre dan Schottische Sinfonie atau Simfoni Skotlandia. Akhir November 1829 ia kembali ke Berlin. Bulan Mei tahun 1830 Mendelssohn mengadakan perjalanan ke Italia. Dalam perjalanan ia singgah dua pekan di Weimar dan mengunjungi Goethe.

Dalam perjalanan pulang dari Roma, Oktober 1831 ia singgah di München, di mana ia menulis sebuah karya untuk piano yang berjudul Klavierkonzert g-Moll. Setelah singgah di Stuttgart, Frankfurt am Main dan Düsseldorf, akhirnya Mendelssohn bertolak ke Paris dan menjumpai orang-orang yang dikenalnya saat berkunjung tahun 1825. Ketika itu ia berhubungan erat dengan dua komponis ternama lain Eropa, yaitu Franz Liszt dan Frédéric Chopin. Tanggal 19 Februari 1832 bagian pertama Sommernachtstraum dan sejumlah karya lainnya ditampilkan di gedung Conservatoire. Tetapi tidak semua karyanya mendapat sambutan hangat. Perjalanannya ini kemudian terpaksa dipersingkat karena ia tertular penyakit Kolera. Bulan Maret 1832 Mendelssohn kembali ke Berlin.

Mendelssohn sembuh dari Kolera dalam waktu singkat. Tanggal 23 April 1832 ia berkunjung lagi ke London. Ia memimpin sejumlah konser dan mempublikasikan bagian pertama kumpulan lagunya yang berjudul Lieder ohne Worte atau lagu-lagu tanpa kata-kata. Bulan Juli 1832 ia kembali ke Berlin.

Periode 1832-1835
Felix Mendelssohn memutuskan untuk tidak bekerja secara tetap di posisi manapun selama beberapa tahun. Awal tahun 1833 ia kembali berkunjung ke London. Kali ini ia memimpin konser karyanya yang berjudul Italienische Sinfonie atau Simfoni Italia. Tanggal 26 Mei 1833 ia memainkan karya itu dalam festival musik di kota Düsseldorf, Niederrheinisches Musikfest. Konser tersebut sangat sukses, sehingga pemerintah kota Düsseldorf langsung menawarkan posisi direktur musik kota tersebut. Posisi itu mencakup sejumlah tugas, yaitu memimpin musik di semua gereja terbesar, di teater dan di dua gedung pertunjukan.

Sebelum memangku posisi tersebut, Mendelssohn kembali berkunjung ke London bersama ayahnya, dan kembali ke Düsseldorf tanggal 27 September 1833. Pekerjaannya di gereja dan gedung konser berjalan lancar, tetapi hubungannya dengan menejer teater tidak berjalan mulus. Kemungkinan karena alasan itu Mendelssohn kemudian lebih mengutamakan musik gereja daripada opera. Di Düsseldorf ia mulai menulis karya bermotif agama yang pertama dengan judul Paulus Oratorium, yang menceritakan kehidupan rasul Paulus. Posisi direktur musik di Düsseldorf mungkin akan dipertahankannya lebih lama, jika saja ia tidak mendapat tawaran untuk menjadi pemimpin tetap gedung konser Gewandhaus di Leipzig.

Leipzig (1835-1841)
Agustus 1835 Mendelssohn pindah ke Leipzig dan memimpin konser pertama tanggal 4 Oktober yang memainkan karya berjudul Meeresstille und Glückliche Fahrt atau tenangnya laut dan perjalanan yang membahagiakan. Dibanding karya-karyanya yang lain, komposisi ini sekarang kurang disukai orang. Konser-konsernya di Gewandhaus mendapat pujian luar biasa, sehingga ia mendapat penghargaan honoris causa di bidang filsafat tanggal 20 Maret 1836.

Tahun 1837 sangat membahagiakan bagi Felix Mendelssohn. Tanggal 28 Maret 1837 ia menikah dengan Cécile Charlotte Sophie Jeanrenaud. Ia berkenalan dengan Cécile di Frankfurt am Main saat musim panas 1836. Dari perkawinannya Mendelssohn mempunyai lima anak. Masa-masa bulan madunya belum lama lewat ketika ia sudah kembali mendapat panggilan ke Inggris, di mana ia harus memimpin konser Paulus Oratorium dalam festival musik Birmingham. Dalam perjalanan kali ini ia memainkan orgen di gereja St. Paul dan Christ Church. Dengan permainannya itu, ia menanamkan pengaruh besar atas organis-organis Inggris. Di Inggris ia mulai merencanakan Oratorium berikutnya, yang berjudul Elias.


Tahun-Tahun Terakhir di Leipzig
Ruang kerja Mendelssohn di rumahnya di LeipzigBildunterschrift: Großansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Ruang kerja Mendelssohn di rumahnya di Leipzig.

Tahun 1843 Mendelssohn mendirikan sekolah tinggi musik pertama di Jerman, Conservatorium di Leipzig, yang diresmikan tanggal 3 April di gedung pertunjukan Gewandhaus. Pada tahun yang sama ia diangkat menjadi warga kehormatan kota Leipzig. Tahun 1844 ia memimpin sejumlah konser simfoni di London dan memainkan musik dari karyanya Sommernachtstraum.

Setelah berkunjung singkat ke Frankfurt am Main, September 1845 Mendelssohn kembali ke Leipzig. Ia kembali menjalankan tugasnya dan mengajar di sekolah tinggi musik. Tanggal 26 Agustus 1846 karyanya Elias Oratorium dipagelarkan di festival Birmingham dan mendapat sambutan sangat antusias. Ia kembali ke Leipzig dan kembali bekerja seperti biasa. Tetapi kesehatannya mulai terganggu. Tahun 1847 Mendelssohn mengadakan perjalanan ke sepuluh dan yang terakhir ke Inggris, yaitu untuk memimpin permainan Elias Oratorim di Exeter Hall, di Manchester dan Birmingham.

Setelah kembali dari Inggris, berita meninggalnya kakaknya Fanny menjadi pukulan berat bagi Felix Mendelssohn. Ia menarik diri dari masyarakat umum, serta berlibur selama berbulan-bulan di Swiss dan Jerman Selatan. Tanggal 28 Oktober ia menderita stroke di Leipzig. Setelah stroke kedua tanggal 3 November, Mendelssohn berada dalam keadaan koma dan meninggal sehari setelahnya, dalam usia 38 tahun. Rumah kediamannya di jalan Goldschmidtstraße 12 di Leipzig kini menjadi museum Mendelssohn-Haus, dan menjadi salah satu tempat bersejarah di Jerman.




Read More...

RECENT COMMENTS

Flag Counter

COMMUNITY

ASEAN Blogger